Jumat, 20 Desember 2013

SUSAH NGOMONG I LOVE YOU


SUSAH NGOMONG I LOVE YOU
>>>Putri Raflessia<<< 

 
Ardan mengambil nafas panjang. Ponselnya ia jauhkan dari dirinya supaya Rea tidak mendengar suara nafasnya. Bukan karena dia keceplosan mengucapkan kata sayang kepada Rea. Tetapi lebih kepada dia sedang menata hati setelah mengucapkan kata sayang itu. Kemudian dia tersenyum karena seakan melihat ekspresi Rea yang melotot, bingung, dan mulutnya manyun. 

“Apa? Maksudnya?” 

“Maksudnya apa?” Ardan selalu saja berpura-pura lupa dengan kata yang dianggap Rea penting. Dia selalu saja berhasil memutar-mutar kata hingga Rea sebel.

“Kata…itu, yang barusan kamu katakan.” 

“Udah malem ayog tidur yok” bagi Ardan sekarang Rea sudah mulai mampu membuatnya tak berkutik. Rea mulai tidak menghiraukan Ardan yang memutar-mutar kata-katanya. Dia tersenyum mendapati Rea yang semakin penasaran.

“Nggak…nggak mau.”

“Aku ngantuk lho, besok harus masuk pagi.”

“Nggak…nggak mau…jawab dulu pertanyaanku!!!” Rajukan Rea selalu saja membuat Ardan tersenyum. Pernah sekali dia mengucap Rea itu lucu, hanya karena suara rajukan Rea.

“Apa sih sayang? Yank…yank…yank…” Ardan kembali menggoda Rea. Dia bahkan tau gadis di seberang sana hatinya sedang mencak-mencak gara-gara godaannya. Ardan memang mulai menyayangi gadis yang rela menelfonnya itu, gadis yang selalu saja perhatian padanya, gadis yang selama setahun ini mendekatinya.

“Kenapa kamu panggil aku sayang terus sih?”

“Iya oke…apa sih Dek…Adeeek…Adeeek….apaaa?” Ardan mengubah panggilannya kepada Rea. Meskipun Rea nggak bakalan marah karena panggilan itu tetapi Ardan tidak ingin rasa sayangnya benar-benar diketahui Rea.

“Kenapa cowok gampang banget ngucapin kata sayang?” 

Ardan hanya menimpali pertanyaan Rea dengan senyuman

“Ya udah kalau nggak mau jawab, cepetan bobo’ masku sayang.” 

Terdengar sekali Rea ikut-ikutan menggoda Ardan “Tuh ‘kan cewek juga mudah banget ngucapin sayang.”

“Saya ‘kan ketularan kamu.”

“Tapi sebenarnya sayang nggak?” 

Ardan memastikan perasaan Rea. Baru sekali ini Rea memanggilnya sayang dan itu lebih terdengar sebagai candaan. Pertanyaan itu tidak menghasilkan jawaban yang ingin ia dengar. Gadis di seberang sana hanya diam. Ardan menunggu kalimat yang muncul dari mulut yang suka berceloteh itu tetapi tak kunjung ada. Sepi…diam…bisu.

“Kok nggak dijawab. Kamu ‘kan sudah pernah bilang sayang sama aku.” Ardan terpaksa kembali memancing Rea

“Kapan?” 

Ardan segera menjauhkan ponsel dari telinganya karena teriakan Rea.

“Dulu.” Jawaban datar keluar dari mulut Ardan.

“Nggak pernah, aku nggak pernah bilang dengan mulutku kalau aku sayang sama kamu.”

“Memang nggak pernah bilang Dek. Tapi saya tahu dari sikap kamu.” 

Ardan mulai nggak mengerti dengan dirinya. Malam ini dia terlalu sedikit jujur dengan perasaannya

“Kenapa bilangnya saya pernah ngomong sayang?”

“Bener ‘kan? Kamu sayang aku?”

“Perasaanmu sendiri bagaimana?”

Ardan tidak menanggapi pertanyaan Rea “Kamu tidak pernah ngomong Aku sayang kamu atau aku cinta kamu, padaku. Tapi aku tahu.”

Ardan sama sekali tidak mendengar jawaban dari mulut Rea. Lagi dia mencoba menebak sikap Rea. Mungkin Rea sedang berfikir, tak mampu berkata bohong, atau ada alasan lain dia diam. Ardan meneruskan kembali ucapannya.

“Kalau cinta itu ngomong Dek, kalau sayang itu juga ngomong. Jangan disimpen.” Ardan seakan-akan sedang menasihati dirinya sendiri.

Dia benar-benar belum memantapkan hatinya untuk mengucapkan cinta terlebih dahulu kepada Rea. Meskipun dia sudah sangat yakin kalau gadis itu mencintainya. Jauh sebelum mereka berpisah tempat kerja karena waktu magang Rea berakhir. Memang mengucap I Love You tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Kediri, 21 Desember 2013

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Belum Pol kok. Hanya sebatas cuplikan yg dibumbui dengan perasaan penuh cinta.

      Kangen kamu Kak :*

      Hapus