Senin, 17 Maret 2014

HOCUS POCUS FOCUS MEUS

HOCUS POCUS FOCUS MEUS



Pernah lihat sulap?
Pernah lihat hipnotis?
Pernah lihat mentalist?
Atau mungkin pernah tersugesti. Setiap orang yang hidup sampai detik ini pasti memiliki sugesti. Paling tidak mereka pasti punya harapan untuk hari besok, besoknya lagi, besoknya lagi-lagi, dan seterusnya. 

Pernah jatuh?
Pernah ngerasa terpuruk?
Pernah ngerasa jadi orang bodoh di dunia hanya karena kesalahan satu? Jawabannya pasti pernah. Dan lalu apa yang kamu lakukan? Diam, termenung, atau bahkan bunuh diri (nah pilihan terakhir membuktikan bahwa kamu memang bodoh).

Oke. Saat kamu ngerasa bodoh oleh satu hal, entah milih pacar salah, nggak bisa ngerjain ujian, nggak bisa ngegampar orang yang udah nyakitin kamu atau bahkan nggak bisa kentut yang kamu lakuin adalah.

HIMPUN KEBAIKAN! Menghimpun hal-hal yang udah kamu lakuin dengan tepat. Jangan pernah menghimpun kesalahanmu yang lain karena akan membuatmu makin terpuruk.

CARI KESIBUKAN! Bukan berarti kamu harus bantingBanting barang dan lalu kamu bersihin (bodoh.lagi). Bersihin kamar kamu dari kenangan sama mantan atau orang yang pehape.in kamu (kalau mau move on). Nulis dan kirimin ke majalah bisa jadi duit. Atau apa ajalah yang penting bisa lupa. Atau mulai gila kerja, tambah jam kerja, pulang rumah langsung bobo.

CIPTAIN SUGESTI. Jangan terus-terusan nyalahin diri kamu kalau melakukan kesalahan, karena kamu akan terus menggali kejelekanmu. Mulai cintai dirimu, fokus hanya pada dirimu (bukan berarti egois). Ciptain sugesti positif bahwa kamu bisa. Kalau gue nyiptain satu mantra Hocus_Pocus_Focus_Meus.


Terjatuh itu biasa yang luar biasa adalah bagaimana bisa bangkit dan berjalan terus dengan tersenyum.


Semua berjalan dengan baik jika sugestimu baik. Kalau kamu kuat Allah juga bakalan bantu kamu dalam segala kebaikan… asal dalam hal kebaikan lhoo. Ingat cintai dirimu…cintai dirimu…cintai dirimu…cintai diri sendiri. HOCUS POCUS FOCUS MEUS.

Senin, 10 Maret 2014

KORUPSI


KORUPSI

Judul                           : KORUPSI
Pengarang                   : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit                       : Hasta Mitra
Tahun terbit                 : 2002
Kota terbit                   : Jakarta
Jumlah halaman           : 160 halaman

            Bakir adalah pegawai yang mempunyai empat anak. Belakangan ia sadar bahwa gajinya kurang untuk menghidupi keluarga dan dirinya. Akhirnya ia memutuskan untuk melakukan korupsi. Istrinya, Mariam telah melarang Bakir, namun ia tetap bersikeras. Karena merasa terusik Bakir pun pergi meninggalkan rumah dan menikah dengan Sutijah yang masih muda.
            Bakir yang menjadi kaya karena menjadi koruptor itu mulai salah arah hidupnya. Ia juga dihantui rasa takut oleh orang disekitarnya yang dianggapnya dapat membahayakan dirinya, terutama Sirad asisten Bakir.
            Sutijah yang dahulu lugu menjadi serakah. Bakir selain berkorupsi ia juga berzina. Akhir cerita Bakir ditangkap oleh polisi di kantor pos saat mengirim uang untuk Sutijah yang berada di Bali. Alasannya bukan karena masalah korupsi tetapi karena uang yang dibawa Bakir adalah uang palsu. Uang itu berasal dari taoke, uang itu hasil korupsinya. Akhirnya Bakir membuka sendiri kesalahannya di kantor polisi. Sutijah pun juga ditangkap polisi karena dianggap mengedarkan uang palsu.
            Istri dan anak-anak Bakir menjenguknya dan memberinya dorongan dalam tahanan, meskipun telah lama ditinggal. Sirad asistennya juga mengunjunginya dan mengatakan bahwa kedudukan Bakir telah ada penggantinya, namun sepertinya orang itu juga berniat akan korupsi dan Sirad bertekad untuk memeranginya. Bakir tetap mendekam diantara empat dinding batu.