Jumat, 16 Mei 2014

IDE KREATIF VS PLAGIAT



 IDE KREATIF VS PLAGIAT

--IDE KREATIF-- butuh proses perenungan yang lama untuk menemukan hal yang baru dan benar-benar dianggap kreatif. Kasus pribadi yang gue alami saat pingin memunculkan ide kreatif adalah menjadi seorang yang AUTIS. Antara pura-pura jadi autis atau memang sebenarnya gue memang seorang autis masih gue selidiki sampai saat ini. 

Beberapa dari elo paling cuma dengan cara ngorek hidung elo buat cari upil langsung terbesit ide gemilang yang dapat disebut ide kreatif. Kalau gue butuh waktu berjam-jam dari mulai nongkrong di kandang ayam, ngajak celoteh tu para ayam, ngomongin anak-anak ayam, sampaiSampai pohon pisang juga ikut nimbrung ngegosip di belakang rumah. Itu salah satu proses pencarian ide kreatif gue (sisi autis gue). Gue menempatkan diri jadi mereka semua (bukan manusia) seandainya gue jadi mereka lantas sebenernya apa yg mereka pikirkan. Yaaah kira-kira samalah ketika kita (manusia) mantengin ayam bersenda gurau, dengan bahasanya, apa sih yang mereka pikirkan? Apa kalian juga pernah mikir ketika kita ngakak, jungkir balik, teriakTeriak, nangisBombay dan itu dilakukan di kandang ayam pasti ayam itu juga mikirin kita?

Oke… tinggalin ngegosipin ayam balik lagi ke –IDE KREATIF-- . Ide kreatif muncul karena proses kreatif, nggak akan datang tiba-tiba ketika elo minta dari Tuhan. Karena nggak semua orang pula yang dikasih. Banyak orang yang kadang memodifikasi ide kreatif orang (masih mending) ada pula yang nyontek keseluruhan ide kreatif orang lain (PLAGIAT…Oh no).

Loncat dulu ke PLAGIAT. Pernah baca BUKU yang judulnya hampir mirip? Misalnya, Pocong juga Pocong, Kunti juga Kunti (emang ada ya judul buku ini?) Anggap saja ada. Kalau yang ini namanya modifikasi biar laku. Pernah lihat FILM yang isinya hampir sama? –SERING—sebut saja ide kreatif awal dari komik Hana Yori Dango, Jepang, lalu diadaptasi jadi film dengan judul yang sama di Jepang, kemudian negara lain me-remake lalu bertebaran judul berbeda yang simpulan ceritanya hampir sama Meteor Garden-Taiwan, Boys Before Flower-Korea, Siapa Takut Jatuh Cinta-Indonesia. ANGGAP saja ini REMAKE. Karena terdapat perbedaan alur dan teknik penceritaannya meskipun ide ceritanya sama.

Nah kalau PLAGIAT itu yang kaya’ gimana sih? Yang mirip semirip-miripnya, yang kembar-sekembar-kembarnya, yang bahkan (kalau soal film) settingnya disamaSamain, yang bahkan dialognya kagak berubah, yang bahkan judulnya cuma diterjemahkan saja, DAN YANG PALING WOW belum izin kalo mau nge-remake. Ups kayaknya saya ngomongin pilem Kau yang Berasal dari Bintang-Indonesia VS You Are from The Star -Korea. Nggak bermaksud meng-generalisasikan kalau yang salah Indonesia. Akan tetapi gue hanya nyalahin pihak yang melakukan plagiat.

Jangankan buku atau film yang plagiat. Gue nggak tahu ini memang manusia mulai latah PLAGIAT atau gimana sih. Ada beberapa orang yang memplagiat atau miripMiripin dirinya dengan tokoh Idola, yang barbie lah, yang JusBie, yang MiJack, atau apa ajah dan rela ngerubah tubuh pake oplas... Oh no!. Ternyata mereka memplagiat ciptaan Tuhan (kecuali yg mirip barbie=mengubah ciptaan Tuhan jadi ciptaan Manusia).

Oke loncat lagi ke ide kreatif. Nah kalau ide kreatif bisa digali, bisa diproses, dan tentunya bisa dikembangkan kagak perlu lah yang namanya PLAGIAT. Meski mungkin elo harus nongkrong di WC berjamJam, nongkrong di kandang ayam sampe ngertiin bahasa ayam lebih daripada bahasa manusia, atau bahkan elo harus ngupil sampe idung elo bersih kayak kamar mandi yg pake pembersih porselen. Elo pasti bisa nemuin ide kreatif dengan PERENUNGAN itu. Simple kok cuma butuh merenung (INGAT: renungan yg bermanfaat bukan bayangin yang anehAneh) dan elo bakalan punya IDE KREATIF serta bisa ngehindarin yang namanya PLAGIAT.