Minggu, 30 November 2014

LELAKI DAN PEREMPUAN TAK BISA BERTEMAN

LELAKI DAN PEREMPUAN TAK BISA BERTEMAN
>>>Putri Raflessia<<<

Apakah lelaki dan perempuan tidak bisa berteman setelah mereka berhubungan dekat? Pertanyaan itu yang selalu saja hinggap di benak Rea beberapa hari setelah dia menemukan kembali Ardan yang dingin.
Rea tak pernah sekalipun bertemu Ardan setelah lulus kuliah. Kedekatannya memang hanya dihubungkan sinyal mahabaik ketika bercengkrama pada malam-malam yang beberapa bulan lalu dianggapnya terkutuk karena Ardan telah mempunyai kekasih. Akan tetapi, ketika hidup tidak boleh menjadi bodoh Rea mulai menertawakan dirinya yang terpuruk karena seorang beku. Tidak ada di kamusnya “Aku bahagia jika kamu bahagia”, tetapi dia lebih memegang teguh “Jika kamu bahagia aku akan lebih bahagia.”
Langit di luar jendela kantor menampakkan langit yang digantungi mendung. Pantas saja kalau beberapa saat setelah itu pasti akan ada guyuran air langit yang menyegarkan bumi kehausan. Rea masih saja berkutat dengan pekerjaannya. Sesekali otaknya mengarahkan pada media sosial yang ia buka beberapa saat lalu. Iseng ia mencari nama Ardan di mesin pencarian. Semenjak mempunyai kekasih memang Ardan mengubah sosmednya, entah untuk apa? Rea tidak terlalu mempermasalahkan toh sekarang dia dan Ardan hanya sebatas teman , itu yang ia inginkan. Mesin pencarian memampangkan nama Ardan beserta wajah yang tak asing bagi Rea. ‘add as friend’ lalu sudut bibirnya tertarik mengulaskan senyum.
*****
Subuh sebelumnya…
Mata sebesar teri itu membimbing jemari menguraikan kata di SMS “ Kamu gak pa-pa?”
Kebodohan yang selalu saja berulang terhadap Rea adalah mengira sebuah mimpi itu nyata-senyata-nyatanya. Dua kali sudah dia terbangun dengan berlinang air mata lalu mengirimkan SMS serupa kepada orang yang sama, Ardan.
Pertama ketika mereka masih sering bertemu.
Kedua, sekarang ketika dia tahu Ardan tidak akan pernah membalas pesannya lagi.
Nightmare selalu saja membuangnya ke sudut kebodohan sehingga melakukan hal yang tidak berlogika.
Lima menit waktu yang tidak lama setelah pesan terkirim nama Ardan terukir di pesan masuk
‘dia membalas’ Rea bergumam sambil memegangi dadanya mencari detak jantungnya. Debaran itu normal dan tidak menggebu dan atau sebenarnya Rea tidak mengakui bahwa jantungnya berdebar agak cepat.
“Maaf siapa ?” pesan itu membuat Rea mencak-mencak. Pertama dia senang karena mendapat balasan. Kedua dia kecewa nomornya telah dihapus. Lagi, Rea memencet keypad keras-keras hanya untuk menguraikan “Rea”.
Satu menit…lima menit…tiga puluh menit…satu jam… dan beberapa jam berikutnya tak ada ukiran nama Ardan di ponsel Rea.
‘yakin yang membalas memang dia. Khas pesannya tampak lewat tulisannya, lalu mengapa apa kita tidak bisa berteman?’
*****
Malam sepulang kerja…
Tidak ada konfirmasi
Keesokan harinya…
Tidak ada konfirmasi pertemanan
Keesokan-keesokan harinya lagi…
Tidak ada konfirmasi pertemanan
Apakah lelaki dan perempuan yang sempat berhubungan dekat tidak bisa berteman biasa setelah mereka berjalan sendiri-sendiri?