MINGGU KUTUKAN
>>>Putri Raflessia<<<
Minggu pagi setelah melewati Sabtu kelabu. Pagi yang
berjalan normal dengan kesibukan di hari libur dan kemalasan untuk mandi karena
nggak bakalan kemana-mana. Alhasil pagi ini Rea memutuskan mandi pada pukul
sembilan pagi…ritual buang sial sampai ntar jam sembilan malam semoga nggak ada
jelangkung yang datang nyamperin Rea.
Rea tersenyum dalam mandinya. Lalu bergumam.
Satu hal yang bakalan
paling horor saat ini jika tiba-tiba mama teriak dan ngomong kalau ada jalangkung
datang mencari saya dan menunggu saya di ruang tamu.
Rea buru-buru menggelengkan kepala beberapa kali dan
mengetok kepalanya sendiri karena berfikiran yang aneh. Karena otaknya selalu
saja membuat cerita yang belum terjadi. Rea kembali meneruskan mandinya saat
ada petasan meledak di depan kamar mandi.
“Rea, kenalanmu datang dan nunggu di ruang tamu.”
Rea mangap….apaaaaaaa????
oke deh ilustrasi hororku jadi nyata. Kenalan darimana coba? Datang nggak
dijemput tiba-tiba nongol. Ngapain kesini?
Rea menyahut lemah “Ya Ma”
“Cepetan mandinya!!! Jangan lama-lama.”
Rea malah sengaja ngelama-lamain mandinya, ngelama-lamain
keramasnya, ngelama-lamain nyuci baju karena semua dilakukan sambil ngedumel
nggak jelas. Mulutnya seakan mengutuki hari Minggu. Sepertinya sebentar lagi
Rea bakalan jadi duplikatnya mama Malin Kundang karena rajin mengutuk.
*****
Dengan alasan menghargai diri sendiri dan tamu Rea memasang
senyum paling aneh, karena dipaksakan. Sebenarnya jalangkung yang kini duduk di
depannya nggak punya salah apa-apa. Dia baik, bisa diajak ngobrol, dan bukan
lelaki yang nggak sopan. Hanya saja otak Rea nggak bisa dilepaskan dari sosok
yang bernama Ardan. Entah sudah berapa kali dia menggunakan Ardan sebagai topik
pembicaraan meskipun tak sekalipun Rea menyebut nama Ardan.
Rea jadi merasa bersalah dengan lelaki di depannya. Pertama dia
benar-benar tidak menyimak nama lelaki itu saat berkenalan, kedua Rea
memasukkan lelaki lain dalam pembicaraan mereka, dan yang ketiga Rea harap
gelagat Rea nggak terlalu kelihatan ingin mengusir, karena Rea sudah beberapa
kali mengucapkan kamu nggak ada acara
lainkah?
*****
Perasaan aman dan nyaman adalah saat jalangkung sudah pergi
meninggalkan Rea. Rea menjatuhkan diri di atas kasur lalu meraih ponselnya dan
memanggil ‘Árdan Jelek’. Ada perasaan bersalah di hatinya, dia ingin sekali
menceritakan semuanya tetapi lagi-lagi sinyal nggak pernah membantunya dalam
hal seperti ini. Saat dia benar-benar membutuhkan suara Ardan untuk menenangkan
hatinya.