PENGARUH
PENGGUNAAN
VIDEO PENDEK
TERHADAP
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN
SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNGANOM
Universitas Negeri Malang, Jalan
Semarang 5 Malang
ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh penggunaan media video pendek terhadap kemampuan menulis cerpen siswa
kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian control group pre-test - post-test. Hasil penelitian ini adalah media
video pendek berpengaruh
terhadap kemampuan
menulis cerpen siswa
kelas X SMA
Negeri 1 Tanjunganom pada aspek penggambaran tokoh, pengembangan alur,
pendeskripsian latar, dan pengembangan tema.
Kata Kunci: pembelajaran
menulis, cerita pendek, media video pendek
ABSTRACT:
This research aim to know
beneficial short video as a media
in composing short stories the student grade
X SMA
Negeri 1 Tanjunganom.
This research is kind of experimental research with control group pre-test -
post-test design. This result of research
is short video media
having for to ability
composing short stories the student grade
X SMA
Negeri 1 Tanjunganom
in figuring aspect, setting
description aspect, plot development aspect, and theme
development aspect.
Key Words:
write learning, short story, short video as a media
Pembelajaran sastra menjadi bagian dari
pembelajaran Bahasa Indonesia yang memberikan ruang kepada siswa untuk
berekspresi menuangkan pikirannya. Pokok bahasan pembelajaran sastra meliputi
pembelajaran cerita pendek, dongeng, novel, drama, puisi dengan mengoptimalkan
kemampuan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Salah satu
keterampilan yang penting untuk diajarkan adalah keterampilan menulis. Keterampilan
menulis harus diajarkan sejak dini karena seperti yang diungkapkan oleh Mujiran
(2002:32) bahwa kebiasaan menulis bukan muncul karena pengalaman yang jatuh
dari langit, melainkan berkembang melalui kebiasaan dalam hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, pembelajaran menulis perlu diajarkan di sekolah.
Pada jenjang kelas X semester 2
terdapat salah satu kompetensi dasar (KD) menulis karangan berdasarkan
pengalaman diri sendiri dan orang lain dalam cerpen. Membelajarkan keterampilan
menulis cerita pendek bukan hal yang mudah, seperti yang diungkapkan Sumardjo
(2004:43) bahwa cerita pendek yang baik bukan hanya soal bagaimana menceritakannya
dengan baik tapi juga apakah yang diceritakan merupaka sesuatu yang baru,
otentik, dan berguna bagi kemajuan martabat kita sebagai manusia. Oleh karena
itu, diperlukan strategi dan metode yang menarik dan dapat merangsang siswa
untuk dapat menumbuhkan keterampilan menulis.
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru
agar siswa dapat lebih mudah dalam menulis cerita pendek pemodelan dari guru
bagaimana cara menulis cerita pendek, guru menunjukkan proses kreatif menulis
cerita pendek. Strategi lainnya yang dapat digunakan adalah menggunakan media
pembelajaran selain guru sebagai media. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2009) menerangkan
bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Pengertian
yang dikemukakan oleh Gerlach dan Ely dapat diartikan bahwa tidak hanya manusia
atau guru di dalam kegiatan pembelajaran sebagai media belajar, tetapi juga
teknologi di tempat belajar yang dapat membantu proses kegiatan pembelajaran
lebih efektif. Sudjana (2002:2) mengungkapkan bahwa media pembelajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran. Oleh karena itu adanya
media pembelajaran akan mempengaruhi kualitas siswa dalam belajar.
Media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran menulis cerita pendek dapat berupa video pendek. Prastowo (2011:300)
mengungkapkan bahwa video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai
dengan suara. Video tidak hanya dapat digunakan sebagai hiburan atau sekadar
tontonan, tetapi juga dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Media video dapat digolongkan sebagai media berbasis
audio-visual. Arsyad (2009:148) mengungkapkan bahwa media audio visual harus
menunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian siswa dan selanjutnya harus
berkelanjutan sambung-menyambung.
Cerita
pendek adalah cerita yang memusatkan ceritanya pada satu tokoh dan diceritakan
secara naratif serta relatif pendek. Sumardjo
(2004:10) menyimpulkan bahwa cerita pendek harus berupa cerita atau narasi yang
fiktif serta relatif pendek. Jingga (2012: 34) mengungkapkan bahwa cerpen
merupakan cerita yang mengisahkan sebagian kecil aspek dalam kehidupan manusia
yang diceritakan secara terpusat pada tokoh dan kejadian yang menjadi pokok
cerita. Unsur pembangun cerita pendek adalah tema, latar,
alur, sudut pandang, dan tokoh.
Penelitian
serupa yang berkaitan dengan penggunaan media dalam pembelajaran menulis cerpen
adalah (1) Pengaruh
Penggunaan Media Komik Buta terhadap Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siswa
Kelas X SMA Negeri 4 Sidoarjo (Fifiyanti, 2011), (2) Peningkatan
Kemampuan Menulis Cerpen melalui Media Rekaman Lagu pada Siswa Kelas X-4 SMAN 2
Batu (Sofyan, 2012), (3) Peningkatan
Kemampuan Menulis Cerpen berdasarkan Pengalaman Diri Sendiri melalui Strategi Mind
Mapping Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 1 Talun (Pararuk, 2011)
Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video pendek terhadap
kemampuan menulis cerpen. Kemampuan menulis cerpen pada penelitian ini didasarkan
pada empat aspek, yaitu (1) kemampuan menggambarkan tokoh cerpen, (2) kemampuan
mengembangkan alur cerpen, (3) kemampuan mendeskripsikan latar cerpen, dan (4)
kemampuan mengembangkan tema cerpen.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Desain
penelitian yang digunakan adalah control group pre-test - post-test. Arikunto (2010:126)
mengungkapkan bahwa dalam desain ini bertujuan untuk melihat perbedaan
pencapaian antara kelompok eksperimen dengan pencapaian kelompok kontrol.
Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster
sampling yaitu pengambilan yang didasarkan pada kelompok. Kelas sampel
merupakan kelas yang homogen, yang selanjutnya dibagi menjadi kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Kelas kontrol melakukan pembelajaran tanpa media atau secara
konvensional
sedangkan kelas eksperimen merupakan kelas yang melaksanakan pembelajaran
menggunakan media video pendek.
Pengambilan
data dilaksanakan dengan memberikan pretes, perlakuan
yang berbeda, dan postes pada masing-masing kelas.
Populasi pada penelitian ini
adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom
semester genap tahun ajaran 2012/2013. Jumlah seluruh
kelas X adalah 8 kelas, yaitu kelas XA-XH.
Jumlah seluruh siswa kelas IX sebanyak 280 siswa.
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 60 siswa
dari dua kelas.
Instrumen
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes. Tes yang
dilakukan berupa menulis cerpen. Pemberian tes dibantu dengan media yang
digunakan yaitu media video pendek, perintah dan petunjuk menulis cerpen, dan rubrik
penyekoran. Intrumen penelitian yang diberikan kepada kelas kontrol berupa
perintah dan petunjuk menulis cerpen, sedangkan pada kelas eksperimen
menggunakan media video pendek dan perintah serta petunjuk menulis cerpen.
Data
penelitian ini berupa nilai berbentuk skor kemampuan menulis cerpen siswa
kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom yaitu meliputi
(1) skor menggambarkan
tokoh dalam cerita pendek selama pretes dan postes, (2) skor mengembangkan alur cerpen selama
pretes
dan postes, (3) skor mendeskripsikan latar cerpen selama pretes dan postes, dan (4) skor mengembangkan
tema cerpen selama
pretes dan postes.
Langkah pengumpulan data pada penelitian ini dibagi
menjadi tiga yaitu (1) tahap pelaksanaan pretes
menulis cerpen, (2) tahap pemberian perlakuan, (3) tahap pelaksanaan postes menulis cerpen. Prosedur
analisis data pada penelitian ini dilakukan
sebagai berikut, (1) mengelompokkan data berdasarkan hasil pretes dan postes
(2) mengelompokkan data sesuai dengan aspek yang diteliti, (3) menyekor
data dan menilai, serta membandingkan hasil pretes dan postes dengan persentase
(4) memasukkan data dan menganalisisnya dengan program SPSS 16.0 for windows, untuk mengetahui normalitas
data dengan nilai skewness dan menguji homogenitas data (5) mencari thitung dan korelasi variabel dengan menguji
data melalui uji-t, (6) menguji hipotesis dengan membandingkan thitung dan
ttabel, dan (7) membuat kesimpulan apakah hipotesis
diterima atau ditolak.
HASIL
Pembelajaran
menulis cerpen yang telah dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom
menghasilkan deskripsi data seluruh
aspek cerpen. Perhitungan nilai dengan bantuan SPSS 16.0 menggunakan
analisis statistik pada pretes siswa kontrol diperoleh mean sebesar 50.2780 dan
kuadrat standar deviasi (simpangan baku) sebesar 6.73745. Sedangkan perhitungan
nilai menggunakan analisis statistik pada pretes siswa eksperimen diperoleh
mean sebesar 50.5557 dan kuadrat deviasi (simpangan baku) sebesar 6.73745.
Perolehan
nilai pada saat postes berbeda dengan pada saat pretes. Perhitungan nilai pada
kelas kontrol diperoleh mean sebesar 57.2217 dan kuadrat standar deviasi
7.80935. Sedangkan perhitungan nilai pada kelas eksperimen diperoleh mean
sebesar 75.8343 dan kuadrat standar deviasi (simpangan baku) sebesar 16.28071.
Pengujian
hipotesis berdasarkan uji-t yang telah dilakukan melalui data yang ada secara
keseluruhan memiliki thitung > ttabel (5,646
>2,000). Berdasarkan analisis data tersebut, data kelas eksperimen lebih
besar setelah diberikan perlakuan daripada kelas kontrol. Jadi hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh penggunaan media video pendek terhadap kemampuan
menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom diterima
Kemampuan
Menggambarkan Tokoh Cerpen pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pembelajaran
menulis cerpen yang telah dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom
menghasilkan deskripsi kemampuan menggambarkan tokoh cerpen sebagai berikut.
Perhitungan nilai menggunakan analisis statistik pada pretes siswa kontrol
diperoleh mean sebesar 1.4000 dan kuadrat standar deviasi sebesar 0.49827.
Sedangkan perhitungan nilai menggunakan analisis statistik pada pretes siswa
eksperimen diperoleh mean sebesar 1.4667 dan kuadrat deviasi sebesar 0.57135.
Perolehan
nilai pada saat postes berbeda dengan pada saat pretes. Perhitungan nilai pada
kelas kontrol diperoleh mean sebesar 1.5333 dan kuadrat standar deviasi
0.57135. Sedangkan perhitungan nilai pada kelas eksperimen diperoleh mean
sebesar 2.2000 dan kuadrat standar deviasi sebesar 0.71438.
Pengujian
hipotesis dalam menggambarkan tokoh cerpen adalah sebagai berikut. thitung untuk kemampuan
menggambarkan tokoh cerpen siswa adalah 3,992 sedangkan ttabel
dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,000. Berdasarkan data tersebut
diketahui thitung > ttabel (3,992>2,000).
Berdasarkan analisis data tersebut, data kelas eksperimen lebih besar setelah
diberikan perlakuan daripada kelas kontrol. Jadi hipotesis yang menyatakan
bahwa ada pengaruh penggunaan media video pendek terhadap kemampuan
menggambarkan tokoh cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom diterima.
Kemampuan
Mengembangkan Alur Cerpen pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pembelajaran
menulis cerpen yang telah dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom
menghasilkan deskripsi kemampuan mengembangkan alur cerpen sebagai berikut.
Perhitungan nilai menggunakan analisis statistik pada pretes siswa kontrol
diperoleh mean sebesar 1.4667 dan kuadrat standar deviasi sebesar 0.57135
Sedangkan perhitungan nilai menggunakan analisis statistik pada pretes siswa
eksperimen diperoleh mean sebesar 1.4000 dan kuadrat deviasi sebesar 0.56324.
Perolehan
nilai saat postes berbeda dengan saat pretes. Perhitungan nilai pada kelas
kontrol diperoleh mean sebesar 1.8333 dan kuadrat standar deviasi 0.64772.
Sedangkan perhitungan nilai pada kelas eksperimen diperoleh mean sebesar 2.3000
dan kuadrat standar deviasi sebesar 0.59596.
Pengujian
hipotesis dalam mengembangkan alur cerpen adalah sebagai berikut. thitung untuk kemampuan
mengembangkan alur cerpen siswa adalah 2,904 sedangkan ttabel dengan
taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,000. Berdasarkan data tersebut diketahui thitung
> ttabel (2,904>2,000). Berdasarkan analisis data
tersebut, data kelas eksperimen lebih besar setelah diberikan perlakuan
daripada kelas kontrol. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh
penggunaan media video pendek terhadap kemampuan mengembangkan alur cerpen
siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom diterima.
Kemampuan
Mendeskripsikan Latar Cerpen pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pembelajaran
menulis cerpen yang telah dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom
menghasilkan deskripsi kemampuan mendeskripsikan latar cerpen sebagai berikut.
Perhitungan nilai menggunakan analisis statistik pada pretes siswa kontrol
diperoleh mean sebesar 1.3000 dan kuadrat standar deviasi sebesar 0.53498.
Sedangkan perhitungan nilai menggunakan analisis statistik pada pretes siswa
eksperimen diperoleh mean sebesar 1.3667 dan kuadrat deviasi sebesar 0.55605.
Perolehan
nilai saat postes berbeda dengan saat pretes. Perhitungan nilai pada kelas
kontrol diperoleh mean sebesar 1.5000 dan kuadrat standar deviasi 0.57235.
Sedangkan perhitungan nilai pada kelas eksperimen diperoleh mean sebesar 2.2333
dan kuadrat standar deviasi sebesar 0.62606.
Pengujian
hipotesis dalam mendeskripsikan latar cerpen adalah sebagai berikut. thitung untuk kemampuan
mendeskripsikan latar cerpen siswa adalah 4,735 sedangkan ttabel
dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,000. Berdasarkan data tersebut
diketahui thitung > ttabel (4,735>2,000).
Berdasarkan analisis data tersebut, data kelas eksperimen lebih besar setelah
diberikan perlakuan daripada kelas kontrol. Jadi hipotesis yang menyatakan
bahwa ada pengaruh penggunaan media video pendek terhadap kemampuan
mendeskripsikan latar cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom diterima.
Kemampuan
Mengembangkan Tema
Cerpen pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pembelajaran
menulis cerpen yang telah dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom
menghasilkan deskripsi kemampuan mengembangkan tema cerpen sebagai berikut.
Perhitungan nilai menggunakan analisis statistik pada pretes siswa kontrol
diperoleh mean sebesar 1.8667dan kuadrat standar deviasi sebesar 0.68145.
Sedangkan perhitungan nilai menggunakan analisis statistik pada pretes siswa
eksperimen diperoleh mean sebesar 1.8333 dan kuadrat deviasi sebesar 0.74664.
Perolehan nilai saat postes berbeda
dengan saat pretes. Perhitungan nilai pada kelas kontrol diperoleh mean sebesar
2.0000 dan kuadrat standar deviasi 0.58722. Sedangkan perhitungan nilai pada
kelas eksperimen diperoleh mean sebesar 2.3667 dan kuadrat standar deviasi
sebesar 0.49013.
Pengujian
hipotesis dalam mengembangkan tema cerpen adalah sebagai berikut. thitung untuk kemampuan
mengembangkan tema cerpen siswa adalah 2,626 sedangkan ttabel dengan
taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,000. Berdasarkan data tersebut diketahui thitung
> ttabel (2,626>2,000). Berdasarkan analisis data
tersebut, data kelas eksperimen lebih besar setelah diberikan perlakuan
daripada kelas kontrol. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh
penggunaan media video pendek terhadap kemampuan mengembangkan tema cerpen siswa
kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom diterima.
Taraf
Signifikansi Korelasi Media Video Pendek dengan Kemampuan Menulis Cerpen
Korelasi
media video pendek dan kemampuan menulis cerpen dalam penelitian ini dapat
dilihat melalui uji korelasi pearson signifikan. Pada aspek
penggambaran tokoh signifikansi korelasi pada pretes diperoleh nilai sebesar
0,632, sedangkan pada postes diperoleh 0,000. Pada aspek pengembangan alur
diperoleh nilai sebesar 0,651, sedangkan pada postes diperoleh 0,005. Pada
aspek pendeskripsian latar diperoleh nilai sebesar 0,638, sedangkan pada postes
diperoleh 0,000. Pada aspek mengembangkan tema diperoleh nilai sebesar 0,857,
sedangkan pada postes diperoleh 0,011.
Hasil
uji korelasi Pearson tiap
aspek menulis cerpen yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa pertama, korelasi antara tokoh dengan alur menunjukkan hasil 0,583,
korelasi antara tokoh dengan latar menunjukkan hasil 0,509, korelasi antara
tokoh dengan tema menunjukkan hasil 0,473. Kedua, korelasi alur dan tokoh
menunjukkan hasil 0,583, korelasi antara alur dengan latar menunjukkan hasil
0,453, korelasi antara alur dengan tema menunjukkan hasil 0,909. Ketiga,
korelasi latar dan tokoh menunjukkan hasil 0,509, korelasi antara latar dengan
alur menunjukkan hasil 0,453, korelasi antara latar dengan tema menunjukkan
hasil 0,273. Keempat, korelasi tema dan tokoh menunjukkan hasil 0,473, korelasi
antara tema dengan alur menunjukkan hasil 0,909, korelasi antara tema dengan
latar menunjukkan hasil 0,273.
PEMBAHASAN
Penelitian
yang telah dilakukan menggambarkan bahwa terdapat pengaruh penggunaaan media
video pendek terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1
Tanjunganom. Pengaruh itu dapat dilihat dari data kelas eksperimen lebih besar
daripada data kelas kontrol.
Pengaruh
Penggunaan Media Video Pendek terhadap Kemampuan Siswa Menggambarkan Tokoh
Cerpen
Berdasarkan data postes menulis
cerpen siswa dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen kemampuan siswa dalam
menggambarkan tokoh sudah cukup baik. Siswa mampu mengembangkan tokoh dalam
video pendek menjadi Terdapat 11 siswa
(36,67%) mendapatkan skor maksimal 3 yang berarti berkategori baik, 14 siswa
(46,67%) mendapatkan skor 2 yang berarti cukup baik, dan hanya 5 siswa (16,67%)
mendapatkan skor 1 yang berarti kurang. Siswa mampu menggambarkan tokoh dari
segi penggambaran watak, fisik, dan dan kelengkapan tokoh berdasarkan
tokoh-tokoh di dalam video pendek.
Berdasarkan data postes menulis
cerpen siswa dapat dilihat bahwa pada kelas kontrol kemampuan siswa dalam
menggambarkan tokoh masih kurang. Terdapat 1 (3,33%) mendapatkan skor maksimal
3 yang berarti berkategori baik, 14 siswa (46,67%) mendapatkan skor 2 yang
berarti cukup baik, dan hanya 15 siswa (50%) mendapatkan skor 1 yang berarti
kurang. Siswa cenderung hanya menggunakan dua tokoh dan tidak menggambarkan
kondisi fisik tokoh. Cerpen siswa kontrol cenderung menggambarkan tokoh utama
sebagai tokoh yang sempurna. Media video
pendek sebagai media dalam memberi perlakuan pada kelas eksperimen. Siswa
mengawali menulis cerita pendek dengan merencanakan tokoh dan penokohan di
dalam cerpen. Video pendek membantu siswa untuk memperoleh gambaran watak dan
fisik tokoh serta jumlah tokoh yang ada di dalam cerpen. Siswa dapat menentukan
tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Siswa telah
mampu menggambarkan fisik tokoh berdasarkan media video pendek. Siswa juga
mampu menggambarkan watak dalam video pendek dari peranannya di dalam cerpen.
Adanya peranan juga membuat siswa mampu menggambarkan tokoh lengkap di dalam
cerpen. Penggunaan media video pendek berpengaruh terhadap penggambaran tokoh
di dalam cerpen siswa.
Cerpen yang diciptakan siswa
mampu menggambarkan watak tokoh secara analitik dengan menggambarkan ciri fisik
dan wataknya secara langsung. Penggambaran tokoh mampu membuat pembaca
mengimajinasikan dengan baik tokoh-tokoh yang ada di dalam cerpen. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Suroto (1989:92) mengungkapkan bahwa penggambaran
tokoh atau penokohan berhubungan dengan watak dan kepribadian tokoh yang
ditampilkan. Melukiskan atau menggambarkan watak tokoh dalam cerita secara
analitik berarti pengarang menjelaskan atau menceritakan secara terinci
watak-watak tokohnya.
Berdasarkan hasil analisis data
mengenai penggambaran tokoh cerpen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat disimpulkan terdapat pengaruh video pendek yang cukup signifikan terhadap
kemampuan siswa dalam menggambarkan tokoh cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1
Tanjunganom.
Pengaruh
Penggunaan Media Video Pendek terhadap Kemampuan Siswa Mengembangkan Alur
Cerpen
Berdasarkan data postes menulis
cerpen siswa dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen kemampuan siswa dalam
mengembangkan alur sudah cukup baik. Terdapat 11 siswa (36,67%) mendapatkan
skor maksimal 3 yang berarti berkategori baik, 17 siswa (56,67%) mendapatkan
skor 2 yang berarti cukup baik, dan hanya 2 siswa (5,55%) mendapatkan skor 1
yang berarti kurang. Sebagian besar siswa kelas eksperimen yang telah
mendapatkan perlakuan dengan media video pendek mampu menulis dengan alur yang
lengkap dan mampu mengembangkan alur serta mengkreasikannya.
Berdasarkan data postes menulis
cerpen siswa dapat dilihat bahwa pada kelas kontrol kemampuan siswa dalam
mengembangkan alur masih kurang. Terdapat 4 (13,33%) mendapatkan skor maksimal
3 yang berarti berkategori baik, 17 siswa (56,67%) mendapatkan skor 2 yang
berarti cukup baik, dan hanya 9 siswa (30%) mendapatkan skor 1 yang berarti
kurang. Pengembangan alur tidak digambarkan dengan lengkap, kebanyakan cerita
datar dan tidak terjadi konflik sama sekali atau ada bagian alur yang hilang.
Media video pendek dapat membantu
siswa untuk memberi gambaran peristiwa sehingga siswa dapat mengembangkan alur
dengan lengkap. Siswa juga dapat menambahkan atau mengurangi peristiwa di dalam
video pendek untuk mengkreasikan alur serta memilih alur maju, mundur, atau
campuran. Pada data kemampuan mengembangkan alur kelas eksperimen, siswa mampu
menulis dengan alur yang lengkap, ada bagian awal, tengah, dan akhir cerita. Hal itu sesuai
dengan pendapat Stanton (2007:28) yang menyatakan bahwa alur hendaknya memiliki
bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata. Jabrohim, Anwar, dan Sayuti (2003:111)
juga mengungkapkan bahwa struktur alur sering disusun atas tiga bagian yaitu,
awal, tengah, dan akhir.
Pengembangan di dalam cerpen
berdasarkan video pendek agak rumit dibandingkan penggambaran tokoh dan
pendeskripsian latar. Hal itu dikarenakan pada pengembangan alur harus
memberikan penekanan-penekanan konflik. Siswa seringkali tidak membuat hubungan
sebab akibat dan hanya memunculkan konflik yang sederhana tanpa penyelesaian
konflik tersebut. Akan tetapi, alur lengkap sederhana sudah berhasil siswa
kembangkan berdasarkan video pendek yang digunakan sebagai media.
Berdasarkan hasil analisis data
mengenai pengembangan alur cerpen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
disimpulkan terdapat pengaruh video pendek yang cukup signifikan terhadap
kemampuan siswa dalam mengembangkan alur cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1
Tanjunganom.
Pengaruh
Penggunaan Media Video Pendek terhadap Kemampuan Siswa Mendeskripsikan Latar
Cerpen
Berdasarkan data postes menulis
cerpen siswa dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan latar sudah cukup baik. Terdapat 10 siswa (33,33%) mendapatkan
skor maksimal 3 yang berarti berkategori baik, 17 siswa (56,67%) mendapatkan
skor 2 yang berarti cukup baik, dan hanya 3 siswa (10,00%) mendapatkan skor 1
yang berarti kurang. Sebagian besar siswa kelas eksperimen yang telah
mendapatkan perlakuan dengan media video pendek mampu mendeskripsikan latar
dengan baik dan tepat.
Berdasarkan data postes menulis
cerpen siswa dapat dilihat bahwa pada kelas kontrol kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan latar masih kurang. Terdapat 1 (3,33%) mendapatkan skor
maksimal 3 yang berarti berkategori baik, 13 siswa (43,33%) mendapatkan skor 2
yang berarti cukup baik, dan hanya 16 siswa (53,33%) mendapatkan skor 1 yang
berarti kurang. Deskripsi alur pada cerpen kelas kontrol pada saat postes masih
sangat kurang, siswa cenderung tidak mengungkapkan latar waktu dan tempat
dengan jelas, hanya latar suasana yang tampak dari hasil menulis cerpen.
Pendeskripsian latar di dalam
cerpen berdasarkan video pendek lebih mudah dibandingkan dengan pengembangan
alur dan pengembangan tema. Hal itu dikarenakan pada pendeskripsian latar dapat
dilihat secara jelas pada video pendek. Siswa cenderung memasukkan latar sesuai
dengan media video pendek, tetapi ada pula siswa yang menambah latar untuk
mendukung cerpennya.
Media video pendek mampu
memberikan gambaran mengenai latar waktu, tempat, dan suasana sehingga siswa
dapat mendeskripsikannya berupa deskripsi langsung ataupun dialog antar tokoh.
Melalui gambaran dalam video pendek siswa dapat mendeskripsikan latar cerpen
melalui tulisan secara detail dan menampilkan suasana yang dapat membangkitkan
perasaan pembaca.
Hal itu sesuai dengan pendapat
Stanton (2007:36) bahwa atmosfer dalam cerpen bisa merefleksikan suasana jiwa
sang karakter atau sebagai salah satu bagian dunia yang berada di luar diri
sang karakter. Selain itu juga sesuai dengan pendapat Jingga (2012:36) bahwa
latar tidak hanya berfungsi untuk menunjukkan tempat dan waktu cerita tetapi
juga nilai-nilai yang ingin diungkapkan dalam cerita.
Berdasarkan hasil analisis data
mengenai deskripsi latar cerpen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
disimpulkan terdapat pengaruh video pendek yang cukup signifikan terhadap
kemampuan siswa dalam mendeskripsikan latar cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1
Tanjunganom.
Pengaruh Penggunaan Media Video
Pendek terhadap Kemampuan Siswa Mengembangkan Tema Cerpen
Berdasarkan data postes menulis
cerpen siswa dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen kemampuan siswa dalam
mengembangkan tema sudah baik. Terdapat 11 siswa (36,67%) mendapatkan skor
maksimal 3 yang berarti berkategori baik, 19 siswa (63,33%) mendapatkan skor 2
yang berarti cukup baik, dan hanya 0 siswa (0%) mendapatkan skor 1 yang berarti
kurang.
Berdasarkan data postes menulis
cerpen siswa dapat dilihat bahwa pada kelas kontrol kemampuan siswa dalam
mengembangkan tema cerpen sudah cukup. Terdapat
5 siswa (16,67%) mendapatkan skor maksimal 3 yang berarti berkategori
baik, 20 siswa (66,67%) mendapatkan skor 2 yang berarti cukup baik, dan hanya 5
siswa (16,67%) mendapatkan skor 1 yang berarti kurang. Tema cerpen kurang
tersirat pada isi cerita serta tema dalam video pendek kurang diaplikasikan
dengan baik.
Siswa kelas eksperimen yang
mendapatkan perlakuan dengan menggunakan media video pendek dapat mengembangkan
tema cerpen di dalam video pendek ke dalam cerpen yang ditulisnya. Siswa mampu
mengayakan dengan memunculkan konflik sesuai dengan tema dalam video,
tokoh-tokoh, awal dan akhir ceritanya. Pada data
kemampuan mengembangkan isi cerpen kelas eksperimen cerpen pada kelas
eksperimen lebih menarik, sesuai dengan tema dan mampu menggambarkan gagasan
secara naratif dengan baik. Tema cerpen dikembangkan
menjadi isi
cerpen yang runtut dan sesuai dengan realitas sekalipun cerpen adalah fiksi.
Hal itu senada dengan pendapat Sumardjo (2004:9) ciri esensi cerpen adalah
sifatnya yang naratif. Cerita pendek harus berbentuk naratif dan pendek.
Meskipun cerpen merupakan fiksi, tetapi ia harus berdasarkan realitas. Pendapat yang sama juga dinyatakan oleh Aksan (2011:74) meskipun fiksi,
penulisan cerpen juga harus memperhatikan logika.
Berdasarkan hasil analisis data
mengenai pengembangan tema cerpen pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disimpulkan terdapat pengaruh video pendek yang cukup signifikan
terhadap kemampuan siswa dalam mengembangkan tema cerpen
siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjunganom.
SIMPULAN
Simpulan penelitian ini
adalah penggunaan media video pendek
berpengaruh terhadap (1) penggambaran tokoh di dalam cerpen sehingga menjadi
lebih kaya dan dapat digambarkan dengan baik sesuai dengan watak dan fisik
tokoh serta peranannya, (2) pengembangan alur cerpen menjadi lebih kaya dan
dapat digambarkan dengan penambahan konflik yang baik, (3) pendeskripsian latar
cerpen menjadi lebih kaya dan dapat digambarkan dengan penambahan latar suasana
melalui kejadian-kejadian di dalam cerpen, dan (4) pengembangan tema cerpen
dikembangkan
menjadi isi cerita yang jelas dan sesuai dengan media video pendek.
Kesimpulan itu
didasarkan pada pengujian hipotesis dengan uji-t yang menunjukkan bahwa nilai thitung
lebih besar dari ttabel pada setiap
aspek. Uji-t
pada kemampuan menulis cerpen pada aspek menggambarkan tokoh menunjukkan bahwa
thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,992>2,000. Uji-t
pada kemampuan menulis cerpen dari aspek alur menunjukkan bahwa thitung lebih
besar dari ttabel yaitu 2,904>2,000. Uji-t
pada kemampuan menulis cerpen dari aspek latar menunjukkan thitung lebih
besar dari ttabel yaitu 4,735>2,000. Uji-t pada kemampuan menulis
cerpen dari aspek tema cerita menunjukkan thitung lebih
besar dari ttabel yaitu 2,626>2,000.
SARAN
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan peneliti memberikan saran
bagi beberapa pihak. Pertama, bagi guru
Bahasa Indonesia agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai masukan
untuk memanfaatkan media video pendek dalam pembelajaran menulis cerpen. Kedua, kepada siswa agar
mampu lebih belajar memadatkan cerita agar uraian yang tidak terlalu penting
dikurangi. Siswa diharapkan mampu fokus terhadap konflik
tokoh utama sehingga dapat mengembangkan masalah dengan baik. Ketiga, bagi peneliti
lanjutan diharapkan dapat menggunakan media video pendek untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia yang lain, seperti menulis naskah, drama, puisi, cerita
pengalaman orang lain, dongeng. Peneliti lain juga dapat menggunakan media lain
untuk pembelajaran menulis cerpen.
DAFTAR RUJUKAN
Aksan,
H. 2011. Proses Kreatif Menulis Cerpen.
Bandung: Nuansa.
Arikunto,
S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A.2009. Media
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Fifiyanti, G. 2011. Pengaruh
Penggunaan Media Komik Buta terhadap Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siswa
Kelas X SMA Negeri 4 Sidoarjo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FS UM.
Jingga. 2012. Yuk
Menulis Yuuuk: Diary, Cerpen, Puisi, & Naskah Drama.
Jabrohim,
Sayuti, S. A., dan Anwar, C. 2003. Cara
Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mujiran, P. 2002. 10 Tahun Belajar Menulis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pararuk, I.N. 2011. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen
berdasarkan Pengalaman Diri Sendiri melalui Strategi Mind Mapping Siswa Kelas
X-6 SMA Negeri 1 Talun. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FS UM.
Prastowo,
A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan
Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Sofyan, B. 2012. Peningkatan
Kemampuan Menulis Cerpen melalui Media Rekaman Lagu pada Siswa Kelas X-4 SMAN 2
Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FS UM.
Stanton, R. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sumardjo,
J. 2004. Seluk Beluk dan Petunjuk Menulis
Cerita Pendek. Bandung: Pustaka Latifah.
Suroto.1989.
Teori dan Bimbingan: Apresiasi Sastra
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Sudjana,
N. dan Ahmad R. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.