TEMBAKAU IBU CANTIK
>>>Putri Raflessia<<<
Aku berada di bangku kantorku. Di hadapanku berjejer
buku-buku pembukuan yang terbuka. Dua meter di depan mejaku ada tiga wanita. Yang
memakai polkadot dan jilbab kuning adalah atasaku tepatnya direktur di sini. Dua
lagi adalah temannya, sebut saja ibu cantik. Ibu cantik yang pertama berbaju
abu-abu dengan jilbab parisnya dan ibu cantik yang kedua berbatik hijau dengan
jilbab yang serasi dengan warna batiknya.
Jika kau melihat penampilannya, baju bagus, tas branded, wajah dan tubuh yang terawatt,
kau akan jatuh pada kesimpulan orang kaya “uang”. Dan jika kau mendengar dan
menyaksikan pembicaraan dan gaya bicaranya, seminar, panitia pelatihan,
kegiatan organisasi, bla…bla…bla… kau akan jatuh pada kesimpulan orang penting “dalam
organisasi mereka”.
Ibu cantik kedua menghampiriku setelah menyeruput kopi yang
sebelumnya dihidangkan di hadapannya. Dia menyodorkan secarik kertas berisikan
hal-hal yang dibutuhkan untuk acara seminar. Aku mencium bau rokok dari
hembusan nafasnya dan mulutnya ketika berbicara denganku. Pikiranku segera saja
ku buang jauh meski hatiku sempat bertanya “ Apa Ibu cantik ini merokok?” Lagi
kutimpali kata hatiku dengan jawaban “Ah… mungkin aroma kopi yang barusan
diteguknya.”
Aku mulai membelakangi meja penuh buku pembukuan setelah ibu
cantik kedua itu pergi meninggalkan kertas ditanganku. Aku menghadap computer yang
tadinya aku punggungi. Mengetik sesuai yang tertera dalam secarik kertas lalu
untuk kemudian bunyi printer berderit
mencetak ketikanku pada selembar kertas. Hanya selembar memang tapi aku
mengangguk mantap lalu berjalan menuju meja ketiga wanita itu menyodorkan
kertas.
“Oke Mbak, terima kasih” Direktur dengan senyumnya yang
selalu saja renyah dan logatnya yang khas aku beri anggukan tanda iya.
Ibu cantik pertama menyuruhku untuk membuka pintu setelah
sebelumnya mengatakan pada direktur. “Kalau kamu mau mengusir aku, tidak
apa-apa.” Dan mendapat jawaban “Nggak akan aku usir, kenapa sih?”
Aku membuka pintu dan kembali ke bangkuku. Kedua ibu cantik
mulai mengeluarkan rokoknya dan menyulutkan api lalu menyedotnya dengan tanpa
dosa. Memang mereka tidak berdosa karena rokok tidak haram. Hanya saja mungkin
aku terlalu kaget sampai menggelengkan kepala. Oke mungkin saja bisa dianggap
berdosa juga karena telah meracuni tiga orang perokok pasif yang ada di ruangan
ber-AC itu.