Selasa, 19 November 2013

RINDU milik REA


 RINDU milik REA
>>>Putri Raflessia<<<

Sebenarnya Rea telah membulatkan tekad untuk tidak menghubungi Ardan sampai tahun baru tiba. Dan itu berarti dia harus menahan rindunya selama satu bulan setengah untuk tidak mendengar suara lelaki itu. Lagi-lagi memang hanyalah sebuah tekad yang tidak dibarengi dengan kekuatan yang teguh. Jangankan satu bulan, satu minggu saja tekadnya sudah rontok. 

Rea mengangkat ponselnya dan menekan keypad itu, mencari sebuah nama “Ardan Jelek” yang jelas terpampang di urutan paling atas di kontaknya. Senyumnya melebar ketika suara di seberang sana menjawab salamnya. Masih saja jantungnya belum bisa mengatur debaran yang begitu cepat padahal mereka tidak sedang bertatap.

“Tumben?” Ardan meneruskan jawaban salamnya dengan sebuah pertanyaan.
“Apa?”

“Tumben nelfon?”

“Bukankah aku sering nelfon kamu? Kalau kamu yang tiba-tiba nelfon aku malahan yang tumben.”
“Kemarin-kemarin sibuk kah?”

Otak Rea berfikir cepat. Memang selama seminggu penuh dia sama sekali nggak menghubungi Ardan bahkan SMS pun tidak. Padahal biasanya tiap hari SMS Rea nyangkut di inbox Ardan. Rea tersenyum simpul.

“Kenapa ngira saya sibuk?” Rea mengerutkan kening. Sebenarnya dengan sangat jelas ia tahu jawabannya tetapi dia ingin tahu jawaban. Dan jelas jawaban Ardan tidak akan sama seperti yang ada di pikiran Rea. Rea sudah menduga dan sudah sangat hafal dengan lelaki itu.

“Sekarang ‘kan kamu sudah kerja, kali aja sibuk.”

Rea tersenyum “Yakin jawabannya itu?”

“Emang maunya gimana?”

“Bukan maunya bagaimana, tetapi sebenarnya bagaimana.”

“Sudah saya jawab gitu lo.”

“Oke!”

 Jawaban spontan ‘tak sebenarnya yang selalu saja dilontarkan Ardan dengan nada tenang selalu seja membuat Rea merindukannya. Rea terlalu menikmati hubungan jarak jauh mereka yang hanya terhubung sinyal. Rea terdiam beberapa saat. 


“Kenapa diam? Biasanya selalu ada saja yang dibicarakan?”

“Pengen denger kamu ngomong aja.”

Rea benar-benar merindukan suara di seberang sana. Ia hanya menempelkan ponselnya di telinga dan menanti kalimat berikutnya yang akan disambungkan oleh sinyal operator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar