Rabu, 25 Desember 2013

MALAM MINGGU KELABU


MALAM MINGGU KELABU
>>>Putri Raflessia<<<

Sabtu pagi. Rea mengutuki hari ini. Mamanya memang terlalu khawatir karena anak gadisnya tak kunjung punya pacar. Meskipun Rea selalu bilang mengenai Ardan yang begini atau Ardan yang begitu. Bukan hanya mama Rea yang bingung mencarikan dia pacar melainkan seluruh keluarganya. Yuup salah satunya adalah tantenya. 

Menurut kabar seorang lelaki bakalan datang ke rumah untuk berkenalan dengan Rea. Kalau tidak Sabtu malam ya Minggu malam. Itu sebabnya Rea mengutuki hari Sabtu ini dia nggak ingin waktu berjalan dengan cepat. Tetapi waktu tetap berjalan dengan sangat cepatnya hingga menggelarkan tirai hitam pada kanvas biru awan di pagi hari. Setiap menit yang bergulir selalu saja membuatnya waspada. 

“Jangan ditutup pintunya kalau belum jam sembilan malam.” Mama mengoceh tanpa melihat Rea yang dari tadi perhatian sekali dengan jam dinding di atas televisi.

“Kalau dingin.”

Kini mama menoleh ke arah Rea. Rea melihat mama dengan muka memelas seakan berteriak SAYA BELUM RELA

“Boleh ditutup tapi lampunya jangan dimatikan dulu, gordennya jangan ditutup.”

Mama ngeloyor pergi ke kamar. Seratus persen kemungkinan mama menarik selimutnya dan bersegera meraih bunga tidur. Rea mengutuki jam dinding yang berjalan sangat lambat. Kenapa waktu pagi berjalan sangat cepat dan sekarang setelah jam 8 malam berjalan dengan sangat lambat. Rea mematikan televisi, menutup pintu tanpa mematikan lampu dan tanpa menutup gorden, masuk ke dalam kamar lalu mulai menyalakan laptopnya. 

Beberapa kali Rea melihat jam di pojok bawah laptop kemudian ia samakan dengan jam di dua ponselnya lalu ia mulai mendesah, mencak-mencak di kasurnya, mencubiti bonekanya, dan mengepalkan tangannya. Beberapa kali Rea melakukan hal yang sama. Jam 8.30 Rea masih saja mencak-mencak, bolak-balik berjalan agar mamanya risih. Mama Rea memang belum sepenuhnya tidur apalagi Rea selalu bolak-balik melewati pintu kamarnya.

Muka Rea memelas di depan pintu kamar mamanya, “Belum boleh ditutup pintunya dan mematikan lampu?”

“Jam berapa sekarang?”

“Jam 8.45” Rea mencubiti kukunya sendiri.

“Ya udah, tutup aja…”

Rea ngeloyor pergi, sumringah, dan segera melakukan apa yang ingin ia lakukan sejak tadi. Hari Sabtu selesai dan semoga juga hari Minggu nggak datang jalangkung, doa Rea. 

Kali ini dia menatap ponsel hitamnya. Dia ingin menenangkan hatinya dengan suara Ardan. Tetapi malam itu memang bukan malam minggu yang bersahabat. Sinyal yang sangat membuat kesal dan Ardan sedang sibuk menonton bola. Lengkap sudah penderitaan di Malam Minggu itu.

Kediri, 25 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar