Minggu, 09 Februari 2014

ARDAN JAHAT

ARDAN JAHAT
>>>Putri Raflessia<<<

Ardan benar-benar tidak mengerti dengan dirinya. Dia yakin mulai menyukai Rea tetapi kini dia merasa bersalah karena pernah mengucap kata sayang pada Rea. Dia merasa Rea terlalu lugu untuk menerima kata itu. Ardan sama sekali tidak ingin membuat Rea berharap padanya. Sekadar perasaan suka yang ada pada hatinya tidak akan secepatnya berubah menjadi cinta dan perasaan suka itu belum membuatnya membuatnya yakin kalau Rea pilihan terakhirnya. Dia benar-benar merasa bersalah pada gadis itu. Dan kini Ardan salah tingkah jika Rea yang keras kepala itu menghubunginya. 

Beberapa waktu yang lalu pula Ardan dibuat kalang-kabut oleh orang tuanya yang mencarikannya jodoh. Seseorang yang agamis dan tidak neko-neko menurut orang tuanya. Ardan kembali saja dihinggapi rasa bersalah yang bertubi-tubi pada Rea. Benar seharusnya kata sayang itu tidak pernah ia ucapkan walaupun hanya sebatas bercanda.

Malam itu beberapa kali ponselnya berdering dan menunjukkan nama Rea. Ardan menelan ludah berkali-kali setelah merejectnya berkali-kali pula. Tapi ponsel itu tetap saja berdering dan akan terus berdering untuk 1000 kali jika belum diangkat pemiliknya. Ardan hafal betul dengan sikap Rea yang begitu keras kepala. Tetapi toh dia harus benar-benar mengakhiri harapan Rea sampai di sini. 

“Apa?” Suara datar yang ia ciptakan tidak lain dan tidak bukan adalah suara perasaan bersalah dalam hatinya.

 “Beberapa kali saya telefon kamu, kamu reject kah?”

“Ya saya reject.”

Ardan mengutuki dirinya karena berubah menjadi jahat. Ia pun tahu kali ini Rea pasti sedang mengutukinya. Pria plinplan yang benar-benar telah menghancurkan harapan Rea. 

 “O…ya udah kalau emang gitu saya tutup. Assalamualaikum”

“Waalaikumsalam”

Sebenarnya Ardan tidak ingin mengakhiri kisah mereka selama ini dengan cara seperti ini. Tetapi ia tahu jika dia terlalu lembut dengan Rea maka itu akan lebih sangat menyakitinya. Jalan satu-satunya adalah mengubah dirinya sejahat mungkin agar Rea meninggalkannya.

2 komentar: